TLA

KAPITALISME DI UJUNG TANDUK

Written by Mubarak on 9:24 PM

Kini Kapitalisme sedang menunggu kehancuran dirinya sendiri. Banyak bukti yang menunjukkan hal tersebut. Di antaranya:
Pertama, Kapitalisme melahirkan ketidakadilan (inequality) atau kesenjangan ekonomi di tengah masyarakat. Tiga belas ribu keluarga terkaya di Amerika saat ini memiliki pendapatan yang sama dengan 20 juta orang penduduk paling miskin. Tiga belas ribu keluarga itu memiliki pendapatan 300 kali lipat dari pendapatan keluarga rata-rata. Di Indonesia, puluhan juta orang berpenghasilan kurang dari satu dollar atau sekitar Rp 9.200 per orang perhari. Tapi tidak sedikit orang yang untuk satu kali makan siangnya saja menghabiskan Rp 150.000.
Kedua, Kapitalisme adalah sistem yang menjajah. Kapitalisme dunia hanya dapat mempertahankan hidupnya lewat eksploitasi yang dilakukan atas Dunia Ketiga. Dunia Ketiga, termasuk Indonesia, dijadikan sebagai daerah pinggiran (periphery) yang sangat bergantung pada, dan dieksploitasi oleh, kekuatan-kekuatan kapitalis negara-negara besar.
Ketiga, Kapitalisme yang secara teoritis memberikan kesempatan sama (equality of opportunity) kepada setiap anggota masyarakat, dalam kenyataannya bersifat diskirminatif, bahkan rasis. Hanya mereka yang dekat kepada pusat kekuasaan saja yang lebih banyak mendapatkan akses informasi, modal, dan kesempatan. Diskriminasi juga berlanjut di bidang hukum. Dengan kekuatan dana yang dimiliki, para pemilik modal mampu membeli hukum. Akhirnya proses hukum tidak berjalan sebagai mana mestinya atas mereka. Lepasnya para konglomerat hitam pengemplang dana ratusan triliun rupiah dana BLBI adalah bukti yang sangat nyata.
Keempat, semboyan Kapitalisme yang berupa “berproduksi untuk dapat berproduksi lebih besar” (to produce, to produce and to produce) menyebabkan keserakahan dan berkembangnya kehidupan yang materialistik. Akibat mementingkan produksi atas segala-galanya itu, kapitalisme pada umumnya merusak ekologi yang seharusnya dilestarikan. Polusi udara, sungai dan lautan, banjir dan longsor, sesungguhnya berasal dari keserakahan kapitalisme yang bernafsu menjalankan produksi tanpa batas.
Kelima, Kapitalisme menciptakan pola hidup konsumeris. Hal ini melahirkan “masyarakat pembosan” (throw-away society). Manusia-manusia dalam masyarakat kapitalis tidak ada yang betah bergaul dengan barang-barangnya dalam tempo relatif lama. Kecenderungan ini juga menghinggapi kehidupan perkawinan mereka dengan gonta ganti pasangan. Hasilnya, di Austria orang bisa berganti pasangan 30 kali dalam setahun. Angka perceraian pun tinggi (throw-away marriage), praktek pelacuran, pornografi dan porno aksi berkembang. Di AS berdasarkan angka statistik nasional, 1,3 perempuan diperkosa setiap menitnya, dan 1.872 perhari —683.280 pertahun (Islam the Choice of Thinking Women). Di Amerika diperkirakan setiap hari terjadi 1,5 juta hubungan seks dilakukan dengan bayaran uang yang telah disepakati kedua belah pihak.
Keenam, demi kepentingan ekonominya, kekuatan-kekuatan kapitalis selalu bersikap double-standard. Mereka bicara soal penentuan nasib sendiri dan demokrasi, tapi mereka mendukung penguasa diktator seperti Musharraf dan Karimov. Mereka berteriak tentang supremasi hukum dan perdamaian, namun faktanya mereka menjajah, menjarah dan membunuh di mana-mana. Di Irak saja lebih dari 650.000 jiwa dihabisi. Mereka seakan berbuat baik dengan menawarkan pemotongan hutang, tapi mereka menjerat leher dunia dengan IMF dan Bank Dunia. Mereka bicara pemberantasan korupsi, tetapi mereka menggelontorkan uang ratusan juta dollar kepada para penguasa di negeri-negeri Muslim untuk menelorkan undang-undang yang menguntungkan mereka. Mereka berbicara masalah HAM tapi mereka melakukan penyiksaan biadab di Guantanamo, Abu Ghraib, dan penjara-penjara rahasia.
Semua itu menunjukkan, bahwa Kapitalisme di bawah pimpinan AS dan negara-negara Kafir penjajah lainnya, telah kehilangan otoritas moralnya untuk memimpin dunia. Realitas itu pun menggambarkan bahwa peradaban Kapitalisme telah memasuki kemunduran yang permanen. Melihat bukti-bukti kerusakan itu, sudah semestinya kita menghentikan sekarang juga sistem rusak buatan manusia itu. Kita perlu pengganti. Tidak ada solusi alternatif kecuali syariah! Dan syariah itu diterapkan oleh Khilafah, karena Khilafah pula satu-satunya yang mampu menyatukan umat Islam di seluruh dunia.

Related Posts by Categories



Widget by Hoctro | Jack Book
  1. 0 comments: Responses to “ KAPITALISME DI UJUNG TANDUK ”

About Me

Sponsors